WAHAI CALON ISTRIKU….
Perlu kau tahu, sungguh aku tidak ingin menikah melainkan untuk memenuhi perintah agama dan aku menikah karena aku tidak mau mati dalam keadaan agamaku yang hanya setengah. Maka dari itu, aku memilihmu untuk melengkapi setengah dari ketidaksempurnaanku, agar hidupku dan hidupmu, agamaku dan agamamu menjadi utuh. Semua itu karena aku yakin bahwa janji Allah bagi mereka yang menikah adalah sebuah kebenaran.
Wahai calon isteriku, wanita yang telah kupilih untuk mendampingiku dan menyempurnakan agamaku… aku yakin bahwa setiap hubungan suami istri yang halal dan saling menghormati serta mengasihi karena Allah, akan selalu mendatangkan pahala dan dari pahala-pahala yang kita kumpulkan itu, insyaallah akan mampu membuat kita “Nyaman” di tempat yang kekal nanti.
Aku tahu, hanya dengan menggenggam tanganmu dengan penuh kasih, maka akan berguguranlah dosa-dosamu. Namun, aku pun berharap agar engakau mampu memberikan supportmu untukku dalam menjalani kehidupan, kehidupn yang tak kan mungkin selamanya nyaman dan menyenangkan. Maka dari itu, marilah kita saling bergenggaman tangan disertai rasa sayang dan cinta.
Duhai wanita pendamping hidupku, tak muluk-muluk rasanya jika aku meminta engkau untuk dengan tulus patuh dan taat padaku. Bukan karena aku gila hormat atau ingin selalu menjadi yang kau puja. Bukan pula karena aku adalah laki-laki yang dikodratkan memimpin kaummu. Satu hal yang perlu kau pahami dan mengerti, aku berharap kau patuh dan taat padaku karena ketika kau patuh dan taat padaku, itu akan menjadi “jalan” bagimu untuk menuju syurga, sebagaimana yang telah dijanjikan Allah. Allah menjanjikan akan menzinkanmu masuk syurga dari pintu mana pun yang ingin kamu masuki jika kau taat dan patuh padaku seperti kau patuh dan taat pada-NYA.
Neraka dan Wanita
Aku rasa kau tahu wahai wanita pilihanku, calon ibu dari anak-anakku, neraka bukanlah tempat yang nyaman untuk kau tempati, dan aku pun tak pernah rela jika kau harus menempati tempat terkutuk itu. Meskipun demikian, kau harus tau jika penghuni mayoritas neraka adalah kaummu. Kebanyakan dari mereka terjerumus ke neraka karena mereka tidak menghargai suami mereka secara selayaknya. Mereka tidak taat dan patuh pada suaminya, seperti yang telah diperintahkan agama.
Meskipun demikian, aku tidak akan menjadikan ini pembenaran untuk menempatkanmu selalu berada “dibawahku”. Bagiku, kau adalah mitra setara yang juga memiliki hak untuk bisa berkembang dan terus berkembang. Tapi, yang perlu kau tahu, ada batasan-batasan yang tak boleh kau langgar. Bukan karena aku, tapi karena Allah.
Wahai calon istriku yang baik, aku bukanlah mahluk sempurna dan tanpa cela, begitupun dirimu. Namun, aku akan merasa lebih sempurna jika kau berada di sampingku, berjalan bersamaku dan mengarungi kehidupan yang penuh dengan riak dan gelombang ini bersamaku. Sungguh aku percaya janji Allah yang akan selalu melimpahkan kasih sayangnya, padamu dan padaku jika kita selalu rukun dan saling melengkapi.
Calon istriku tersayang, mengertilah ketika kita memutuskan untuk bersatu, akan banyak hal yang tidak akan sama. Akan banyak hal baru yang mungkin tidak kau ketahui tentang aku sebelum kita bersatu, dan mungkin akan membuatmu tidak suka atau bahkan membuat kadar cinta dan sayangmu berkurang padaku. Aku hanya berharap, kau bisa menerima itu semua. Aku pun akan berusaha untuk menerima segala kekurangan dan kelebihanmu. Insyaallah akan kujaga apa yang harus kujaga darimu.
Saling Melengkapi
Bila kau menemukan ketidaksukaanmu padaku karena kekuranganku maka bersabarlah wahai calon istriku, karena mungkin Allah memiliki rencana dan menjadikannya kebaikan bagimu dan bagiku. Temukanlah kelebihan dariku. Janganlah kau cari-cari kekuranganku. Bukankah kau memiliki alasan tersendiri kenapa kau memilihku untuk menjadi imammu?
Wahai calon istriku yang baik, jika memang kekuranganku begitu mengganggumu, maka bantulah aku untuk memperbaiki kekuranganku itu. Jangan sampai kau meminta berpisah dariku. Bukankah kita bersatu untuk bisa saling melengkapi dan saling menyempurnakan? Aku akan sangat terbuka dan legowo untuk menerima segala masukan dan saran serta kritik darimu, karena kamu adalah mitra sejajarku.
Duhai wanita pujaanku, insyaallah takkan pernah terayun tangan ini dengan kasar di kulit halusmu ketika kau membuat kesalahan yang membuatku naik darah, meskipun Al Qur’an mengizinkanku untuk melakukannya jika kau melakukan kesalahan. Insyaallah akan kugunakan tangan ini untuk membelai rambut halusmu dan lembut kulitmu, sehingga kau merasa nyaman berada di dekatku.
Sayang, aku paham benar jika kesempurnaan hanya milik Allah, maka dari itu aku tidak akan pernah memaksamu untuk menjadi sempurna. Kau layaknya tulang rusuk yang bengkok dan rapuh, tapi cukup kuat untuk melindungi jantung, maka takkan kupaksa kau untuk bisa lurus (mengikuti segala kemamuanku) karena jika kupaksa untuk kuluruskan, tentu kau akan patah. Kau pun layaknya gelas kaca yang sangat mudah pecah, maka dari itu, aku akan menjagamu dengan baik, dan akan ku perlakukan kau dengan lembut.
Duhai wanita hebat yang kupilih menjadi istriku, meskipun kau adalah perhiasan tercantik dan terbaik di dunia yang tidak akan pernah kulepaskan, namun aku tahu tidak selamanya kita akan bersama, karena masing-masing dari kita memiliki batasan umur, namun sungguh, aku akan berusaha dengan sekuat tenaga untuk bisa melepaskanmu dan mengikhlaskanmu pergi menghadap-NYA, suatu saat nanti. Keikhlasnku melepasmu, tak lain karena dengan aku ikhlas dan ridho, maka syurga adalah tempat yang akan kau tuju.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan Tinggalkan Pesan anda sebelum meninggalkan Blog ini. Terima Kasih atas Kunjungannya.