Sabtu, 07 Juli 2012

Jauhi Segala Bentuk Perdukunan,Sihir. Ramalan dan Ilmu Perbintangan (Zodiac) karena dapat Merusak Aqidah Islam





Akhir-akhir ini fenomena sihir, perdukunan dan ramalan semakin  marak terjadi di tanah air bumi yang terkenal sebagai negara yang penduduknya terbanyak memeluk agama Islam di seluruh dunia. “Bila anda ingin mengetahui masa depan anda, ketik REG spasi xxx,” demikian bunyi salah satu iklan perdukunan yang ditayangkan di salah satu TV swasta.




Sebagai contoh, perhatikan iklan-iklan di berbagai stasiun televisi, iklan tersebut menawarkan jasa meramal via sms cukup dengan ketik reg (spasi) ramal (spasi) nama anda dan kirim ke 7878 (misalnya) dengan tarif rata-rata Rp.2000,-.Praktek pengobatan alternatif dengan paranormal yang aslinya adalah perdukunan sudah menjadi suguhan iklan harian di koran-koran dan majalah. Paranormal (baca: perdukunan) atau "orang pintar" menjadi profesi yang dibangga-banggakan karena dianggap memiliki kemampuan supranatural, memiliki aura, indera ketiga dan segala macam istilah yang memberi kesan " hebat". Orang-orang seperti ini menjadi langganan empuk pejabat, pengusaha, kalangan profesional, bahkan intelektual apalagi mereka rakyat biasa, diantara para dukun-dukun itu juga dijadikan sebagai penasehat pribadi.


Sudah bukan rahasia lagi. Di antara kita, terkadang secara tidak sadar ikut andil dalam proyek perdukunan, baik secara halus, samar-samar, atau terang-terangan. Bahkan ada sebagian orang yang bergantung hidupnya dengan ramalan. Entah ramalan masa depan, jodoh, pekerjaan, atau hal-hal kecil, misalnya ramalan bintang.


Tak sedikit pula di antara kita –di zaman modern ini– percaya akan hari baik untuk lamaran atau pernikahan. Dalam tradisi Jawa, banyak orang terkadang harus percaya bahwa perjodohan ditentukan oleh weton (nama hari dalam kelahiran Jawa, red) atau dikenal pula dengan Horoskop. Dengan weton, seseorang dinilai, bahkan dilihat, apakah pasangan satu dengan pasangan yang lainnya cocok dan diperbolehkan untuk melanjutkan hubungan.


Padahal, Allah berfirman dengan jelas, tanpa perlu ditafsirkan lain-lain, bahwa segala urusan yang ghaib (termasuk kematian,  kelahiran, jodoh, rezeki, dll) hanyalah rahasia Allah SWT.


عَالِمَ الْغَيْبِ فَلاَ يُظْهِرُ عَلَى غَيْبِهِ . إِلاَّمَنِ ارْتَضَى مِن رَّسُولٍ فَإِنَّهُ يَسْلُكُ مِن بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ رَصَدًا
“(Dia adalah Rabb) Yang Mengetahui yang ghaib, maka Dia tidak memperlihatkan kepada seorang pun tentang yang ghaib itu. Kecuali kepada rasul yang diridhai-Nya, maka sesungguhnya Dia mengadakan penjaga-penjaga (malaikat) di muka dan di belakangnya.” (QS. al-Jinn : 26-27)


Dalam firman yang lain Allah juga mengatakan:


قُل لاَّيَعْلَمُ مَن فِي السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ الْغَيْبَ إِلاَّ اللهُ
“Katakanlah: “Tidak ada seorang pun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib, kecuali Allah”, dan mereka tidak mengetahui bila mereka akan dibangkitkan.” (QS. an-Naml : 65)


Maka para dukun, peramal, penyihir, dan semisal mereka, adalah orang-orang yang paling sesat, paling berat hukuman di akhirat. Sebab, sesungguhnya mereka tidak mengetahui yang ghaib, kecuali sesungguhnya ia hanya berbohong kepada manusia.


إِنَّمَا صَنَعُوا كَيْدُ سَاحِرٍ وَلاَيُفْلِحُ السَّاحِرُ حَيْثُ أَتَى
“Sesungguhnya apa yang mereka perbuat itu adalah tipu daya tukang sihir (belaka). Dan tidak akan menang tukang sihir itu, dari mana saja ia datang”. (QS. Thaha:69)


Dalam hadits shahih dari Rasulullah bersabda:


اجْتَنِبُوْا السَّبْعَ الْمُوْبِقَاتِ. قَالُوْا:يَارَسُوْلَ اللهِ وَمَا هُنَّ؟ قَالَ: الشِّرْكُ بِاللهِ وَالسِّحْرُ وَقَتْلُ النَّفْسِ الَّتِي حَرَّمَ اللهُ إِلاَّ بِالْحَقِّ وَأَكْلِ الرِّبَا وَأَكْلِ مَالِ الْيَتِيْمِ وَالتَّوَلِّي يَوْمَ الزَّحْفِ وَقَذْفُ الْمُحْصَنَاتِ الْمُؤْمِنَاتِ الْغَافِلاَتِ
“Jauhilah tujuh perkara yang membinasakan. Mereka bertanya: apakah itu, wahai Rasulullah? Beliau menjawab: “Menyekutukan Allah, sihir, membunuh jiwa yang diharamkan Allah, kecuali dengan sebab yang dibenarkan agama, memakan riba, memakan harta anak yatim, kabur dari medan perang, menuduh zina terhadap wanita yang terjaga dari perbuatan dosa, tidak tahu menahu dengannya dan beriman kepada Allah.” [Muttafaqun 'alaih].


Hadits ini menunjukkan begitu besarnya dosa sihir, karena Allah  menyertakannya dengan perbuatan syirik dan mengabarkan bahwa ia termasuk perkara yang membinasakan. Sihir adalah kafir karena ia tidak bisa sampai kepadanya, kecuali dengan kufur.


Dan dalam riwayat yang shahih dari Amirul Mukminin Umar bin Khathab, ia menyuruh membunuh sebagian penyihir dari laki-laki dan perempuan. Dan seperti inilah diriwayatkan dari Jundub al-Khair al-Azdi, salah seorang sahabat Nabi, bahwa ia membunuh sebagian penyihir.  Dan dalam riwayat yang shahih dari Hafshah radhiyallahu ‘anha, ia menyuruh membunuh budak wanita miliknya yang telah menyihirnya, lalu budak wanita itu  dibunuh. Dan dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata:


"Orang-orang bertanya kepada Nabi tentang para dukun.’ Maka beliau  bersabda: ‘Mereka tidak ada apa.’ Mereka bertanya: ‘Sesungguhnya mereka terkadang menceritakan sesuatu lalu menjadi kenyataan.’ Maka Rasulullah bersabda: ‘Itu adalah kata-kata dari al-Haqq yang dicuri oleh jin, lalu mereka mengulang-ulangnya di telinga kekasihnya, lalu mereka mencampur padanya lebih dari seratus kebohongan.” [HR. al-Bukhari].


Dan dalam riwayatkan Ibnu Abbas, Nabi  bersabda:


مَنْ اقْتَبَسَ عِلْمًا مِنَ النُّجُوْمِ فَقَدْ اقْتَبَسَ شُعْبَةً مِنَ السِّحْرِ زَادَ مَا زَادَ
“Barangsiapa yang mengambil satu ilmu dari ilmu nujum (astrologi) niscaya ia telah mengambil satu cabang dari sihir, setiap bertambah ilmu yang dipelajarinya, bertambah pula dosanya.” [HR. Abu Daud dan isnadnya shahih].
Dan dalam riwayat an-Nasa`i, dari Abu Hurairah, dari Nabi, beliau bersabda:


مَنْ عَقَدَ عُقْدَةً ثُمَّ نَفَثَ فِيْهَا فَقَدْ سَحَرَ وَمَنْ سَحَرَ فَقَدْ أَشْرَكَ وَمَنْ تَعَلَّقَ شَيْئًا وُكِّلَ إِلَيْهِ
”Barangsiapa mengikat buhul, kemudian meniup padanya, maka sungguh ia telah menyihir, dan barangsiapa yang menyihir, berarti ia berbuat syirik, dan barangsiapa yang bergantung kepada sesuatu, maka dirinya dijadikan Allah mengandalkan sesuatu itu.”


Hadits ini menunjukkan bahwa sihir adalah perbuatan syirik karena hal itu tidak bisa terwujud tanpa menyembah jin dan mendekatkan diri kepada mereka dengan cara melaksanakan permintaan mereka, seperti menyembelih dan berbagai bentuk ibadah lainnya, dan ibadah kepada mereka adalah perbuatan syirik.
Barangsiapa yang datang kepada mereka dan mempercayai ucapan mereka tentang ilmu gaib, maka ia kafir, berdasarkan hadits riwayat Ahmad dan ashhab sunan (empat kitab sunan) dari hadits Abu Hurairah, sesungguhnya Nabi bersabda:


مَنْ أَتَى عَرَافًا أَوْ كَاهِنًا فَصَدَّقَهُ بِمَا يَقُوْلُ فَقَدْ كَفَرَ بِمَا أُنْزِلَ عَلَى مُحَمَّدٍ صلى الله عليه وسلم.
“Barangsiapa yang mendatangi peramal atau dukun, lalu membenarkan ucapannya maka sungguh telah kufur (ingkar)  dengan wahyu yang diturunkan kepada Muhammad.”




Dan Muslim meriwayatkan dalam shahihnya, dari sebagian istri Nabi , sesungguhnya beliau bersabda:


مَنْ أَتَى عَرَّافًا فَسَأَلَهُ عَنْ شَيْئٍ لَمْ تُقْبَلْ لَهُ صَلاَةٌ أَرْبَعِيْنَ لَيْلَةً
“Barangsiapa yang mendatangi peramal lalu bertanya kepadanya tentang sesuatu niscaya shalatnya tidak diterima selama 40 hari.”




Dan dari Imran bin Hushain, dari Nabi, beliau bersabda:


لَيْسَ مِنَّا مَنْ تَطَيَّرَ أَوْ تُطُيِّرَ لَهُ, أَوْ تَكَهَّنَ أَوْ تُكُهِّنَ لَهُ, أَوْ سَحَرَ أَوْ سُحِرَ لَهُ. وَمَنْ أَتَى كَاهِنًا فَصَدَّقَهُ بِمَا يَقُوْلُ فَقَدْ كَفَرَ بِمَا أُنْزِلَ عَلَى مُحَمَّدٍ صلى الله عليه وسلم.
“Bukan termasuk golongan kami orang yang melakukan atau meminta tathayyur (menganggap sial dengan sesuatu) untuknya, atau meramal atau meminta diramal untuknya, atau menyihir atau meminta disihir untuknya, dan barangsiapa yang mendatangi dukun lalu membenarkan ucapannya, maka sungguh ia telah kafir dengan wahyu yang diturunkan kepada Muhammad.” [HR. al-Bazzar dengan isnad jayyid].


Dari hadits-hadits di atas, jelaslah bagi pencari kebenaran bahwa ilmu nujum (astrologi), yang dinamakan ramalan, membaca telapak tangan, membaca gelas, mengenal garis dan semisal yang demikian itu yang diakui oleh para dukun, peramal dan penyihir, semuanya termasuk ilmu jahiliyah yang diharamkan oleh Allah –dan rasul-Nya–, dan dari perbuatan mereka yang Islam datang untuk membatalkannya, memperingatkan dari perbuatannya, atau mendatangi pelakunya dan bertanya kepadanya tentang sesuatu, atau mempercayai ucapannya, karena hal itu termasuk ilmu gaib yang hanya Allah, yang mengetahuinya.


Nasihat saya bagi setiap orang yang bergantung dengan perkara ini agar ia bertaubat kepada Allah, dan meminta ampun kepada-Nya. Hendaklah ia berpegang kepada Allah, bertawakal kepada-Nya dalam segala perkara, serta melakukan sebab-sebab yang dibolehkan.


Hendaklah ia meninggalkan perkara-perkara jahiliyah, menjauh darinya, memperingatkan bertanya kepada pelakunya atau membenarkan mereka karena taat kepada Allah, dan rasul-Nya, dan menjaga agama dan aqidahnya, menjaga diri dari kemurkaan Allah, dan menjauhkan diri dari sebab-sebab kesyirikan dan kufur yang barangsiapa yang mati atasnya niscaya ia rugi dunia dan akhirat.


Sihir pada hakikatnya merupakan satu amal perbuatan mendekatkan diri kepada syetan jin, pengaruh sihir tidak akan terjadi kecuali tukang sihir melakukan amalan-amalan dan ritual tertentu, seperti menulis sebagian ayat-ayat Al Qur'an secara terbalik (sungsang) dan ada juga ditulis dengan menggunakan darah haidh, menjadikan mushaf Al Qur'an sebagai alas kaki untuk masuk ke dalam WC, menyembelih binatang ternak untuk dipersembahkan ke pada jin, menyebah bintang, shalat tanpa wudhu, berdzikir  dan membaca wirid-wirid yang tidak diajarkan oleh Nabi SAW, dan beberapa beberapa amalan ritual yang bertujuan untuk menghadirkan jin.


Ada dua bahaya yang wajib diwaspadai dari perbuatan sihir ini:


  • 1.Membatalkan keislaman seseorang sehingga menjadikan dia kufur. Dan kalau dia mati dalam keadaan seperti itu maka tidak ada harapan baginya untuk masuk syurga. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam: 


“Jauhilah tujuh perkara yang membinasakan,(Para shahabat) berkata: “Apakah itu wahai Rasulullah?” Rasulullah, bersabda: “Syirik kepada Allah dan sihir……….” (HR. Al-Bukhari, 5/294, Muslim no. 89 dari shahabat Abu Hurairah).


Selain kufur, sihir juga termasuk dalam kesyirikan dipandang dari dua sisi:


Pertama, sihir mempergunakan syetan, menggantungkan diri kepadanya, mendekatkan diri dengan segala apa yang mereka inginkan dalam rangka berkhidmat kepada tukang sihir. Sihir termasuk ilmu yang diajarkan oleh syetan sebagaimana firman Allah Azza Wajalla:


"…Hanya syaitan-syaitan itulah yang kafir (mengerjakan sihir). Mereka mengajarkan sihir kepada manusia….." (QS. Al Baqarah: 102)


Kedua, di dalam sihir terdapat pengakuan mengetahui perkara ghaib sebagai wujud mensyarikatkan Allah, dan ini termasuk dari kekufuran dan kesesatan. Allah Azza Wa Jalla berfirman:


"…. Demi, sesungguhnya mereka telah meyakini bahwa barangsiapa yang menukarnya (kitab Allah) dengan sihir itu, tiadalah baginya keuntungan di akhirat dan amat jahatlah perbuatan mereka menjual dirinya dengan sihir, kalau mereka mengetahui" (QS. Al Baqarah: 102.)


Aisyah Radhiyallahu 'Anha berkata:


"Barangsiapa menyangka bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bisa memberi tahu apa yang bakal terjadi besok pagi, maka ia benar-benar telah berdusta besar kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala karena Allah telah berfirman: Katakanlah: "Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib, kecuali Allah", dan mereka tidak mengetahui bila mereka akan dibangkitkan. (QS. An Naml: 65)


  • 2.Sihir dapat menimbulkan konflik dan permusuhan. Hal ini terjadi ketika membenarkan perkataan-perkataan sang dukun/tukang sihir, demikian juga mempercayai tuduhan-tuduhan syetan yang berbicara dengan menggunakan jasad orang disihir (baca: kesurupan). Padahal sifat syetan dan pengabdi-pengabdinya adalah pendusta dan penipu.


Asy-Syaikh Abdurrahman As-Sa’di di dalam kitab Al-Qaul As-Sadid (hal. 93) mengingatkan kita bahwa tidak akan sempurna tauhid seseorang hamba sehingga dia meninggalkan sihir secara menyeluruh.”


  • Bahaya Perdukunan dan Ramalan
Para dukun dan tukang ramal biasanya digunakan untuk mengetahui nasib seseorang di masa depan, apakah akan bahagia, atau sengsara, baik dalam soal pernikahan, perdagangan, mencari barang-barang yang hilang atau yang semisalnya. Sebagian juga digunakan untuk konsultasi  dan pengobatan.


Dukun dan tukang ramal biasanya memanfaatkan kelengahan orang-orang awam untuk mengeruk uang mereka sebanyak-banyaknya. Mereka menggunakan banyak sarana untuk perbuatannya tersebut. Di antaranya dengan membuat garis di pasir, memukul rumah siput, membaca (garis) telapak tangan,cangkir, bola kaca, cermin, menanyakan zodiak (bintang) nya dan sebagainya. Jika sekali waktu mereka benar, maka sembilan puluh sembilan kalinya hanyalah dusta belaka.


Budaya mendatangi dukun dan tukang ramal serta berkonsultasi dengan mereka, dari sisi aqidah akan mendatangkan sedikitnya dua bencana:




  • 1.Jika ia mempercayai perkataannya, maka ia kufur dan keluar dari Islam, sebagaimana Sabda Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam:


“Barang siapa mendatangi dukun dan tukang ramal, lalu membenarkan apa yang dikatakannya, sungguh dia telah kufur terhadap apa yang diturunkan kepada Muhammad”. (HR Ahmad: 2/ 429, dalam shahih jami’ hadits, no : 5939)


  • 2.Adapun jika orang yang datang tersebut tidak mempercayai bahwa mereka mengetahui perkara-perkara ghaib, tetapi misalnya untuk sekedar tahu, coba-coba atau sejenisnya, jika ia shalat maka shalatnya tidak akan diterima selama empat puluh hari. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda :


“Barang siapa mendatangi tukang ramal, lalu ia menanyakan padanya tentang sesuatu, maka tidak di terima shalatnya selama empat puluh malam” (Shahih Muslim : 4 / 1751).


  • Bolehkah menghilangkan/mengobati sihir dengan bantuan dukun/tukang sihir?
Jawabnya: jelas tidak boleh, karena kalau mendatangi dan membenarkan tukang sihir/dukun adalah perbuatan kafir kepada Allah Ta’ala, maka terlebih lagi meminta bantuan kepada mereka untuk menghilangkan sihir![30].


Oleh karena itu, dalam hadits yang shahih, ketika Rasulullah r ditanya tentang an-Nusyrah (cara mengobati sihir) yang biasa dilakukan orang-orang di jaman Jahiliyah, yaitu dengan meminta tukang sihir/dukun atau memakai sihir untuk menghilangkan sihir tersebut[31], Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Itu termasuk perbuatan syaitan”[32].
Adapun mengobati sihir dengan ruqyah (pengobatan dengan membacakan ayat-ayat Al Qur-an dan zikir-zikir dari sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam), ta’awwudzaat (zikir-zikir meminta perlindungan dari Allah yang bersumber dari Al Qur-an dan sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam) yang disyariatkan, dan pengobatan-pengobatan (lain) yang diperbolehkan (dalam agama), maka ini boleh dilakukan dan inilah pengobatan yang diridhai Allah Ta’ala, serta benar-benar bisa diharapkan kesembuhannya dengan izin-Nya[33].


Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyah berkata,“an-Nusyrah adalah (cara) menghilangkan sihir dari orang yang terkena sihir, yang ini ada dua macam:


  • (pertama): menghilangkan sihir dengan sihir yang semisalnya (dengan bantuan dukun/tukang sihir). Inilah yang termasuk perbuatan syaitan (seperti yang disebutkan dalam hadits di atas), karena sihir itu termasuk perbuatannya, maka (ini dilakukan dengan cara) yang melakukan pengobatan (dukun/tukang sihir) dan si pasien melakukan pendekatan diri kepada syaitan sesuai dengan yang diinginkan syaitan tersebut, (agar) kemudian syaitan tersebut menghilangkan sihir dari si pasien.


  • Yang kedua: menghilangkan sihir dengan ruqyah (pengobatan dengan membacakan ayat-ayat Al Qur-an dan zikir-zikir dari sunnah Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam), ta’awwudzaat (zikir-zikir meminta perlindungan dari Allah yang bersumber dari Al Qur-an dan sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam), do’a-do’a, dan pengobatan-pengobatan (lain) yang diperbolehkan (dalam agama), maka ini (hukumnya) boleh bahkan dianjurkan (dalam Islam)”[34].
Larangan penggunaan sihir ini juga berlaku dalam perkara-perkara lain, meskipun perkara itu dianggap baik oleh sebagian orang, misalnya mendekatkan/menguatkan hubungan cinta pasutri, mendamaikan dua orang yang sedang berselisih, dan lain sebagainya.


Syaikh Muhammad bin Shaleh al-‘Utsaimin – semoga Allah Ta’ala merahmatinya – ketika ditanya tentang hukum menjadikan harmonis hubungan suami-istri dengan sihir, beliau menjawab: “Ini (hukumnya) diharamkan (dalam Islam) dan tidak boleh (dilakukan), ini disebut al-Athfu (mendekatkan), sedangkan sihir yang digunakan untuk memisahkan (suami-istri) disebut ash-Sharfu (memalingkan), dan ini juga diharamkan (dalam Islam). Bahkan terkadang (perbuatan) ini bisa jadi (hukumnya sampai pada) kekafiran dan syirik (menyekutukan Allah). Allah Ta’ala berfirman,


{وَمَا يُعَلِّمَانِ مِنْ أَحَدٍ حَتَّى يَقُولا إِنَّمَا نَحْنُ فِتْنَةٌ فَلا تَكْفُرْ فَيَتَعَلَّمُونَ مِنْهُمَا مَا يُفَرِّقُونَ بِهِ بَيْنَ الْمَرْءِ وَزَوْجِهِ وَمَا هُمْ بِضَارِّينَ بِهِ مِنْ أَحَدٍ إِلا بِإِذْنِ اللَّهِ وَيَتَعَلَّمُونَ مَا يَضُرُّهُمْ وَلا يَنْفَعُهُمْ وَلَقَدْ عَلِمُوا لَمَنِ اشْتَرَاهُ مَا لَهُ فِي الآخِرَةِ مِنْ خَلاقٍ}
…Sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorang pun sebelum mengatakan, “Sesungguhnya kami hanya cobaan (bagimu), maka janganlah kamu kafir.” Maka mereka mempelajari dari kedua malaikat itu apa yang dengan sihir itu mereka dapat menceraikan antara seorang (suami) dengan istrinya. Dan mereka itu (ahli sihir) tidak memberi mudharat dengan sihirnya kepada seorang pun, kecuali dengan izin Allah. Dan mereka mempelajari sesuatu yang memberi mudharat kepada diri mereka sendiri dan tidak memberi manfaat. Padahal sesungguhnya mereka telah meyakini bahwa barangsiapa yang menukarnya (kitab Allah) dengan sihir itu, tiadalah baginya keuntungan di akhirat”(QS al-Baqarah:102)”[35].




Penutup
Demikianlah penjelasan tentang sihir dan perdukunan, dan pengaruh buruknya dalam merusak tauhid dan keimanan seorang muslim. Oleh sebab itu, wajib bagi setiap muslim yang ingin menjaga keutuhan imannya kepada Allah Ta’ala untuk menjauhi bahkan memerangi semua bentuk praktek sihir dan perdukunan, serta melarang keras dan menasehati orang lain yang masih terpengaruh dengan para dukun dan tukang sihir untuk menjauhi mereka.
Sebagai penutup, renungkanlah nasehat berharga dari firman Allah Ta’ala berikut,


{إِنَّ الشَّيْطَانَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَاتَّخِذُوهُ عَدُوًّا، إِنَّمَا يَدْعُو حِزْبَهُ لِيَكُونُوا مِنْ أَصْحَابِ السَّعِيرِ}
Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh (yang nyata) bagimu, maka jadikanlah ia musuh(mu), karena sesungguhnya syaitan-syaitan itu hanyalah (ingin) mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala” (QS Faathir:6).


wallahu'alam bishshowab

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silakan Tinggalkan Pesan anda sebelum meninggalkan Blog ini. Terima Kasih atas Kunjungannya.