Senin, 10 September 2012

Jika Aku Menikah, Ijinkan-lah Aku Menikahinya Karena ALLAH


Bismillahirrahmanirrahim...

Assalaamu’alaikum Warahmatullahi Wabaarakaatuh

Ketika hati ini telah jatuh dalam lembah bernama cinta...
Ketika virus-virusnya telah meracuni dan menyebar kesuluruh jiwa...
Maka “antibodi” bernama akal sehat telah terkalahkan begitu saja...
Segala cara dan upaya dilakukan untuk menunjukkan kepada sang pujaan hati...
Bahwa “ ...INILAH CINTA ...”

Foto: "* Jadilah SURGA Di Taman Hatiku & Jadilah Pendampingku Dalam SURGA-Nya "*"

Duhai Kanda...

Kupersembahkan sebuah ayat dalam Al-Qur’an yang selalu kubaca disetiap kartu undangan yang selalu melayangkan pikiranku akhir-akhir ini.

Hingga detik ini, aku senantiasa bertanya kapan namaku tercantum pada sebuah kartu undangan pernikahan?

Siapa pula nama yang mengiringi namaku pada
kartu undangan tersebut dalam rangka mitsaqan-ghalizha (perjanjian yang sangat berat) itu?

”Dan diantara tanda-tanda (kebesaran)-Nya
ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri,agar kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya dan Dia menjadikan diantaramu rasa kasih dan sayang. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir.” (QS. Ar-Ruum : 21)

Tiada kata yang dapat kuucapkan atas karunia Allah Ta’ala hingga pada waktu yang tepat nanti aku akan menikah dengan orang pilihan Allah Ta’ala yang telah ditetapkan-Nya dalam kitab Lauh Mahfudz, kecuali syukur Alhamdulillah untuk-Nya.


Menanti dengan ikhtiar dan doa yang penuh kesabaran tuk menghadirkanmu dalam hidupku
merupakan anugerah dalam hidupku diantara anugerah-anugerah lain yang Allah Ta’ala berikan kepadaku. Nikmat dan anugerah ini sungguh begitu agung..tapi ternyata Allah takdirkan engkau masih tersembunyi dibalik kuasa-Nya.

Diberi-Nya aku kesempatan untuk lebih
memperbaiki diri sebagai Muslimah hingga aku layak untuk kau jemput kelak sebagai bidadarimu.

Subhanallah ! Fabiayyi alaairabbikumaa tukadzdzibaan..

Duhai Kanda..

Apakah yang saat ini sedang engkau lakukan? Semoga engkau adalah seorang ikhwan (laki-laki) yang sedang bersemangat mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala dengan bertaubat dari dosa-dosamu. Kembali kepada fitrahmu sebagai manusia yang bejiwa hanif, memperbaiki diri detik demi detik sebagai bekal meninggalkan kampung penuh penipuan dan bersiap-siapmenuju kampung kekekalan.

Hingga pada saat kita dipertemukan oleh-Nya ( di tempat dan waktu yang tepat,

Duhai Kanda…

Pada saatnya nanti, jika Allah Ta’ala sudah berkehendak untuk mempersatukan hati kita, maka tak lagi kupermasalahkan maharmu yang dengan penuh kerelaan kau berikan kepadaku. Tidak kita hiraukan lagi bujuk rayu setan akan materi.

Hingga engkau dapat memenuhi perintah Allah Ta’ala yang berfirman :

”Dan berikanlah mahar (mas kawin) kepada perempuan yang kamu nikahi sebagai pemberian yang penuh kerelaan” (QS. An-Nisaa : 4)

Niat suci kita untuk menuju pernikahan yang barakah meluluh lantahkan hatiku untuk menerima mahar darimu apa adanya, bahkan aku akan mempermudah engkau dalam masalah ini, hingga aku yakin bahwa insyaAllah aku bisa menjadi orang yang tersebut dalam sabda Rasulullaah Shallallaahu’alaihi wa Sallam :

”Wanita yang paling banyak mendapatkan berkah adalah yang paling ringan maharnya”

Dan akhirnya kita berdua makin yakin, bahwa pernikahan kita akan sesuai syari’at, sebagaimana Uqbah bin Amir radhiyallaahu’anhu berkata,

Rosulullah Shallallaahu’alaihi wa Sallam bersabda :

“Sebaik-baik pernikahan ialah yang paling mudah”

Duhai Kanda…

Kemudian, HALAL-nya kita untuk saling mencintai karena Allah Ta’ala.kita akan semakin mengenal satu sama lain, cinta makin subur ditaman hati masing-masing .Pujian demi pujian yang mengekalkan cinta kita mulai bersemi indah.

Kerananya.. Kelak,malam-malam yang indah itu akan engkau hiasi dengan membangunkanku disepertiga malam terakhir dengan lembut dengan atau tanpa percikan air diwajahku. Kau ajak aku shalat malam bersamamu dengan alunan ayat-ayat suci Al-Qur’an yang memporak-porandakan taman hatiku, meluluhlantahkan jiwaku dan menghanyutkan aku akan kecintaanku pada Allah Ta’ala.

Subhanallaah!

Fabiayyi alaairabbikumaa tukadzdzibaan..

Duhai Kanda..

Kuharap engkau adalah laki-laki penyabar dan dapat menghadapi kondisi emosionalku sebagai istri. Saat aku marah, saat aku salah, engkau
meluruskanku dengan cara yang sangat baik dan lembut. Karena kutahu, engkau senantiasa ingin beribadah dengan ikhlas dan ittiba’ (mengikuti)
Rasulullah Shallallaahu’alaihi wa Sallam.

Dan saat engkau marah, sementara aku ikut terbawa emosi, maka engkau mengajakku untuk berlindung kepada Allah Ta’ala, berwudhu, dan shalat dua rakaat.Apabila salah satu diantara kita berbuat salah, maka kita akan saling memaafkan karena mengharapkan wajah Allah Ta’ala semata. (Fiqhut Ta’amul bainaz Zaujani)

Lantas ,kita mengunci rapat-rapat setiap pintu perselisihan dan tidak menceritakannya kepada orang lain. Saling instropeksi, menyadari kesalahan masing-masing dan saling memaafkan serta memohon kepada Allah Ta’ala agar senantiasa disatukan-Nya hati kita, dimudahkan urusan dalam
KETAATAN KEPADA-NYA, dan diberikan kedamaian dalam rumah tangga kita.

"Betapa indahnya menjadi bunga ditaman hatimu..."

Duhai Kanda...,

Dinda memilihmu karena agama yang ada pada dirimu. Aku memilihmu karena aku tahu bahwa engkau akan senantiasa menjagaku dan anak-anakku kelak dari api Neraka. Kau ajarkan aku untuk taat dan bertakwa kepada Allah ’Azza wa Jalla

Sungguh,

Betapa engkau telah membawaku teringat dan bergetar saat engkau menasehatiku sambil membawakan firman Allah Ta’ala : Hingga cita-citaku dan keinginanku tuk menjadi BUNGA DITAMAN HATIMU sebagaimana Khadijah
Radhiyallaahu’anha menemani Rasulullaah Shallallahu’alaihi wa Sallam ,,sepanjang hidupnya dapat aku amalkan perlahan-lahan dengan bimbinganmu.

Duhai Kanda...,

Betapa aku akan sangat taat kepadamu dengan segala ketaatan dan ketakwaanmu kepada Allah Ta’ala dan ketaatanmu kepada Rasulullah Shallallahu’alaihi wa Sallam. Hingga
andaikata Allah Ta’ala tidak melarangku untuk bersujud kepada selain-Nya, maka engkaulah tempatku untuk bersujud memohon Surga…

Temanilah diriku sampai matiku nanti, dampingi aku dalam melaksanakan amanah rumah tanggaku. Sesungguhnya, sebagai kepala keluarga engkau
akan ditanya dihadapan Allah Azza wa Jalla tentang pertanggungjawabanmu atas diriku sebagai istrimu. Juga anak-anak dan rumah tangga sebagai beban di pundakmu.

Sungguh begitu indah memilikimu dalam mitsaqan gholizha ini kelak…

maka bagaimana aku tidak akan memperhatikanmu, sementara engkau adalah surga dan nerakaku,

Duhai Kanda…. Karenanya…

”Jadilah SURGA Di Taman Hatiku & Jadilah Pendampingku Dalam SURGA-Nya…

(´'`v´'`) Semoga Allah Ta’ala segera mempertemukan kita

...`•.¸.•´ ” dan senantiasa mempermudah urusan kita
...¸.•´¸.•*¨) dalam mitsaqan-ghalizha (perjanjian yang sangat berat) kelak..

(¸.•´ (¸.•` .♥ ¸.¤*¨*ღ☆ღ*♥♫•
Cinta yang di anugrahkan oleh Rabb kita...
cinta yang indah...
cinta yang tulus...
cinta yang tidak akan lengkang oleh waktu...
ya karena cinta memang yang begitu ‘sempurna’....”
Dear Ayah dan Bunda...
Tanpa terasa... sudah sekian lama aku hidup bersama kalian...
Hidup dalam naungan cinta dan kasih sayang yang tiada henti bersama kalian...
Bersama saudara-saudarku... kakak dan adik...
Adalah sebuah karunia yang terindah dalam hidupku...

Dari kalian aku tahu...
Apa itu baik.. dan apa itu buruk...
Dari kalian pula... aku belajar berjalan
dan bertahan dalam kerasnya roda kehidupan...

Cinta dan kasih sayang yang kalian tanamkan...
Telah mampu menunjukan pada diriku...
Bahwa hidup dengan cinta itu sangatlah indah...
Sangat berwarna...

Ayah dan Bunda...
Saat detik jam berdetak untuk kesekian kalinya...
Aku tersadar...Bahwa aku kini bukan “lelaki kecil” kalian lagi...
Kata orang aku sudah beranjak dewasa...Benarkah????

Entah mengapa...
Aku mulai merasakan ada yang berubah pada diriku...
Fisikku... kepribadianku... sifatku...bahkan perasaanku

Ketika ada seseorang datang dan memberikan perhatian padaku...
Aku merasa berbeda...
Ada debar-debar aneh dalam hatiku....

Ketika dia menyapaku... aku sangat senang dan tersipu..
Namun ketika dia menghilang... aku merasakan gundah yang luar biasa...
Terkadang... hati ini merajuk...
Ingin rasanya mendapat perhatian lebih darinya..
Bukan berarti perhatian dari kalian tidak memuaskanku...
Tapi entahlah... sepertinya perhatian yang dia berikan padaku terasa “berbeda” dari yang kalian berikan... Terasa lebih indah...
Aku sering marah bila sikapnya terlalu cuek padaku...
Sering menangis manakala dia mengacuhkan dan menyakiti perasaanku...

Bunda...
Aku tidak tau... apa yang terjadi pada diriku saat ini ???
Apa ada yang salah dengan diriku??

Benarkah aku telah jatuh hati padanya???
Benarkah virus merah jambu itu telah membuat hatiku “sakit” seperti ini...??
Apa dulu bunda merasakan apa yang aku rasakan sekarang?

Aku tidak tahu...
Bagaimana aku harus mengatur perasaanku...
Semua cinta dan sayang yang ada dalam hatiku ini muncul tanpa aku memintanya..

Aku tau...
Mungkin aku belumlah pantas memupuk rasa ini...
Tapi aku ini hanya lelaki biasa yang terkadang tidak mampu menolaknya...
Aku seperti dirimu bunda...
Yang tersenyum manakala senang...
Yang menangis manakala sedih...
Dan marah manakala kecewa...

Aku ingin belajar hidup sepertimu...
Belajar mencintai pasangan seumur hidupku...
Belajar mencintai dan menyayangi anak-anakku kelak...

Ayah dan Bundaku tercinta...
Bolehkah aku mengajukan sebuah permintaan padamu??

Ijinkan aku menikah...
Ijinkan aku memupuk perasaan dalam hatiku ini...
Ijinkan aku untuk mencintainya dan menyayanginya dengan cara yang syar’i...
Ijinkan aku hidup bersama orang yang ku cintai...

Rasanya aku tidak sanggup
untuk membuang jauh-jauh perasaan yang ada dalam hatiku ini...
Aku begitu mencintainya..
Bagitu mengharapkanya...
Tapi aku tidak bisa menunjukkanya..
kecuali bila aku telah resmi memilikinya..
Karena itulah jalan yang halal..
Jalan yang diridhoi Allah bagi hambanya yang saling mencinta..
Jalan yang disamping kanan-kirinya terhampar limpahan pahala...

Aku sadar...
Aku memang masih muda...
Bahkan mungkin...
kalian masih menganggapku “lelaki kecil” manja dan kekanak-kanakan...
Tapi... apakah usai itu adalah patokan kedewasaan Ayah??
Apa usia muda itu suatu kesalahan untuk berumah tangga Bunda??

Aku ingin belajar tentang kehidupan...
Aku ingin belajar lebih dalam mengenal cinta dan sayang..
Aku ingin belajar lebih dewasa...
Aku ingin belajar berumah tangga...

Permintaanku hanya satu...

Kepercayaan...

Agar aku yakin...
Bahwa aku bisa menjadi seorang suami yang baik sepertimu ayahku
Juga bisa menjadi ayah teladan bagi anak-anakku kelak...Semoga...

-ketika mulut tak sanggup mengungkap...biarkanlah hati yang bicara...-
didedikasikan kepada saudariku yang sedang “berjuang”

Jika nanti aku menikah
Mungkinkah kelak mahar calon istriku
seindah mahar Ummu Sulaim pada Abu Thalhah ?
“cukuplah keislamanmu menjadi maharnya”

Jika aku menikah…
Mungkinkah aku bisa sebijak Ali pada istrinya Fatimah?

Jika aku menikah
Mungkinkah aku akan sebahagia dan setegar Ali ?

Yang menjadikan Fatimah sebagai satu-satunya bidadari baginya ?
Hidup seperti Ali bin Abi Thalib yang fakir namun pemberani ?
Terkadang hanya makan sekali sehari dan itupun sebuah roti yang sangat keras ketika dinikmati?

Jika aku menikah..
Akankah aku seistimewa Rasul Mu?
Ketika, Rasulullah berkata pada Aisyah…
“Duhai Aisyah,,,ya Khumaira…engkau adalah istriku dunia akhirat”

Jika aku menikah…
Siap dan sanggupkah aku melepas Imam dalam hidupku ini
berjibaku dalam tuntutan dakwah
dan tak banyak waktu untuk memanjakanku?

Jika aku menikah…
Akankah cinta ini akan bisa terbagi dengan adil?
Agar Rabb-ku tak merasa cemburu padaku?

Jika aku menikah
Sanggupkah aku menjadi bertahan bersama bidadariku Menyusuri lautan kehidupan
Meski gelombang tak berhenti membuat layar ini terombang-ambing…
Dalam celah sepertiga malamku…Terselip sebuah doa sederhana...

Ya Rabbi…
Jika nanti aku menikah…
Jadikanlah Aku sebagai Imam
yang akan mengarahkan Istri dan Anak ku kepada Syariatmu
Jadikan aku sebijak Rasulullah
Jadikan aku sebahagia dan setegar Ali yang bersahaja
Jadikan aku seistimewa Umar
Dan jadikanlah aku seorang mujahid yang kelak syahid di jalan-Mu.

Teruntuk kalian wahai bidadari dunia…semoga Allah senantiasa menjagakan tahta mu diatas keimanan dan kecintaan padaNya, pada RasulNya, dan pada Dien ini…
Aamiin Ya Allah Ya Rabbal’alamiin.

“Barakallahu Laka Wa Baraka ‘Alaika Wa Jama’a Bainakuma Fi Khair”


. . ♥ ✽•*¨`*•.¸(¯`v´¯)¸.•´*¨`*•✽ ♥ . .
♥…….……….…..♥`•.¸.•´♥…….……….…...♥

♥ SEMOGA BERMANFAAT ♥

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silakan Tinggalkan Pesan anda sebelum meninggalkan Blog ini. Terima Kasih atas Kunjungannya.