Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Ahlan Wa Sahlan,Marhaban fii zaumina hadza
ANA UHIBUKA LADZI AHBABTANI LAHUU
Alhamdulillaah…..
Segala Puji bagi Allah Tuhan Seru sekalian alam.Tuhan Yang Maha
Rahman.Maha Rahim.. Shalawat serta salam senantiasa tercurah untuk
kekasih Allah,Muhammad Rasulullah Shallahu 'alaihi wassalam.Allahumma
Shalli wa Salim Ala Sayyidina Muhammadin wa Ala aali Sayyidina
Muhammadin fi Kulli Lam Hatin wa na Fasinn bi'adadi Kulli Ma'lu Mil Lak.
•Yaa Rabbi•*´¯)Ajarilah kami bagaimana memberi sebelum meminta,berfikir
sebelum bertindak,santun dalam berbicara,tenang ketika gundah,diam
ketika emosi melanda,bersabar dalam setiap ujian.Jadikanlah kami orang
yg selembut Abu Bakar Ash-Shiddiq,sebijaksana Umar bin
Khattab,sedermawan Utsman bin Affan,sepintar Ali bin Abi
Thalib,sesederhana Bilal,setegar Khalid bin Walid
radliallahu'anhumღAamiin ya Rabbal'alamiin...
Imam kita pada
Jumat ini berasal dari Moroko dan memberikan khutbah tentang Kewajiban
dan Hak Suami – Istri dalam Pernikahan. Imam memohon maaf akan
terbatasnya lingkup dan bahasan topik pada khutbah ini karena waktu yang
terbatas.
Sang Imam membacakan Hadist dan ayat Al-Quran, dan selain itu,hal yang berkaitan dengan meninggalnya Khalifah Utsman Bin Affan.
Pada hadist pertama, Nabi Muhammad SAW bersabda: “Seorang perempuan
dipertimbangkan untuk dinikahi karena empat hal: kekayaannya,
pengaruhnya, kecantikannya atau agamanya. Utamakanlah perempuan dengan
agamanya, karena jika tidak engkau tidak akan memperoleh apa-apa kecuali
debu.”
Pada hadist kedua, Nabi Muhammad SAW bersabda: “Muslim
yang paling sempurna imannya adalah yang perilakunya paling baik, dan
yang terbaik diantara kalian adalah yang perilakunya paling baik pada
istri-istrinya.”
Pada hadist ketiga, Nabi Muhammad SAW
bersabda: “Dalam Iman, muslim yang paling taat adalah yang berperilaku
paling baik, dan yang terbaik diantara kalian adalah yang berperilaku
paling baik pada istri-istrinya.”
Pada hadist keempat, “Siti
Aisyah ditanya, ‘Apa yang Nabi Muhammad kerjakan di rumah?” Aisyah
menjawab, ‘Nabi membantu anggota keluarga, dan apabila waktu sholat
tiba, Nabi bergegas menunaikan sholat.’”
Pada hadist kelima,
Nabi Muhammad SAW bersabda: “Beberapa diantara kalian memukul istri
kalian seperti seorang budak, dan tidur bersama mereka di akhir hari!”
Ayat pertama Al-Quran yang dibaca adalah: “Apabila kamu menalak
istri-istrimu, lalu mereka mendekati akhir idahnya, maka rujukilah
mereka dengan cara yang makruf, atau ceraikanlah mereka dengan cara yang
makruf (pula). Janganlah kamu rujuki mereka untuk memberi kemudaratan,
karena dengan demikian kamu menganiaya mereka. Barang siapa berbuat
demikian, maka sungguh ia telah berbuat lalim terhadap dirinya sendiri.
Janganlah kamu jadikan hukum-hukum Allah sebagai permainan. Dan ingatlah
nikmat Allah padamu, dan apa yang telah diturunkan Allah kepadamu yaitu
Al Kitab (Al Qur’an) dan Al Hikmah (As Sunah). Allah memberi pengajaran
kepadamu dengan apa yang diturunkan-Nya itu. Dan bertakwalah kepada
Allah serta ketahuilah bahwasanya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”
(QS. Al-Baqarah: 231)
Pada hadist keenam, Nabi Muhammad SAW
bersabda: “Suami yang beriman tidak boleh membenci istrinya yang
beriman. Jika ada sesuatu yang tidak disukai dari sang istri, maka sang
suami seharusnya mencari sesuatu yang disukai darinya.”
Pada
hadist ketujuh, Nabi Muhammad SAW bersabda: “Istri selalu diperlakukan
dengan baik oleh laki-laki yang luhur dan dipermalukan oleh laki-laki
yang keji.”
Ayat Al-Quran kedua berbunyi: “Hai orang-orang yang
beriman, tidak halal bagi kamu mempusakai wanita dengan jalan paksa dan
janganlah kamu menyusahkan mereka karena hendak mengambil kembali
sebagian dari apa yang telah kamu berikan kepadanya, terkecuali bila
mereka melakukan pekerjaan keji yang nyata. Dan bergaullah dengan mereka
secara patut. Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka
bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah
menjadikan padanya kebaikan yang banyak.” (QS. An-Nisa: 19)
Berikutnya,Imam melarang merendahkan (melukai dengan kata-kata)
perempuan dan keluarga pihak perempuan. Imam juga menasehati suami untuk
tidak cemburu dan curiga. Beliau menambahkan bahwa sifat cemburu dan
curiga adalah sifat yang lemah. Walau begitu, sang suami mesti
menyayangi dan melindungi istri dan perempuan dalam keluarganya.
Artinya, suami mesti waspada untuk tidak membiarkan perempuannya
berperilaku di luar batas moral Islam. Contohnya, saat ini banyak
muslimah yang mengenakan baju terbuka dan riasan berlebihan, baik di
pasar maupun di pantai. Pakaian yang terbuka itu tidak membuat suami
sadar, sampai ada laki-laki yang mengganggunya dan terlambat untuk
dicegah.
Kemudian Imam membacakan ayat Al Quran berikut ini:
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari
api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya
malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah
terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan
apa yang diperintahkan.” (QS. At-Tahrim: 6)
Berikutnya Imam
membacakan peringatan dari hadist kedelepan berikut ini, dimana Nabi
Muhammad SAW bersabda: “Tiga macam orang yang tidak masuk Surga.
Laki-laki yang membiarkan dan/atau mencari untung dengan merendahkan
istri mereka, laki-laki yang berlaku seperti perempuan, dan perempuan
yang berlaku seperti laki-laki.”
Imam menceritakan cerita
pendek dalam menyayangi dan melindungi istri. Pada saat kejadian
pembunuhan Khalifah ketiga Utsman bin Affan, istri beliau Na’il – sesuai
dengan tradisi Arab dalam mengusir orang asing mengganggu privasi rumah
tangga – menyingkap rambutnya untuk membuat orang asing yang hadir
terganggu. Melihat hal itu, Khalifah meminta Na’il untuk menutup
rambutnya dengan berkata “melihat kematian lebih mudah bagi beliau
daripada melihat rambut istri beliau (tersingkap di depan orang banyak)
dan kesuciannya ternodai.” Mendengar ucapan beliau, Na’il segera menutup
rambutnya dan menemani suaminya sampai mangkat.
Imam
memberikan nasehat mengenai pukulan pada istri, dan mengingatkan
larangan memukul istri di kepala, menyebabkan dia sampai berdarah dan
bahkan mematahkan tulang. Pukulan itu hanya sebagai pengingat (sebagai
kritik) bukan melukai, dan hanya dilakukan jika sesuai dengan sifat
istri tersebut.
Ayat Al Quran ketiga yang dibacakan adalah:
“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah
telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain
(wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari
harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada
Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah
telah memelihara (mereka). Wanita-wanita yang kamu khawatirkan
nusyuznya, maka nasihatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat
tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka menaatimu, maka
janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya
Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.” (QS. An-Nisa: 34)
Ayat
Al-Qur’an: Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh
karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas
sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah
menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang
saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya
tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). Wanita-wanita
yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasihatilah mereka dan pisahkanlah
mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika
mereka menaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk
menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar. (QS. An
Nisa: 34)
Hadist 1: Nabi Muhammad SAW pernah bersabda: “Tidak
ada yang lebih baik di dunia ini bagi seorang muslim setelah menyembah
Allah, selain mendapatkan istri yang shaleh, cantik apabila dipandang,
patuh apabila diperintah, memenuhi sumpah pernikahan, menjaga dirinya
dan kekayaan suami di saat suami pergi, mengasuh anak-anaknya, tidak
membiarkan orang lain masuk ke rumah tanpa ijin suami, dan tidak menolak
apabila suami memanggil ke tempat tidur.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadist 2: Seorang perempuan datang memohon nasehat pada Nabi Muhammad
SAW. Nabi menanyakan apakah dia memiliki suami, dan perempuan itu
mengiyakan. Kemudian Nabi menanyakan apakah dia melayani suaminya.
Perempuan itu menjawab dia melakukan apa yang bisa dia lakukan. Kemudian
Nabi berkata pada perempuan tersebut: “Engkau sama dekatnya dengan
Surga dan sama jauhnya dari Neraka sebagaimana dekatnya engkau dalam
melayani suamimu”, dan dalam riwayat lain “suamimu adalah Surgamu atau
Nerakamu”. (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadist 3: Ummu Salamah ra.
(Istri Nabi) meriwayatkan Nabi Muhammad SAW pernah bersabda: “Seorang
perempuan, yang ditinggal mati suami dan sang suami tersebut senang
padanya, akan masuk Surga”. (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadist 4:
Nabi Muhammad SAW pernah bersabda: “Jika aku boleh memerintahkan
seseorang untuk menyembah yang lain, aku akan memerintahkan istri untuk
menyembah suaminya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadist 5: Nabi
Muhammad SAW pernah bersabda: “Seorang perempuan tidak patuh pada
suaminya dan dia tidak akan mampu tanpa suaminya”. (HR. Bukhari dan
Muslim)
Hadist 6: Nabi Muhammad SAW pernah bersabda: “Seorang
perempuan yang menegakkan sholat lima waktu, berpuasa di bulan Ramadan,
dan mematuhi suaminya akan memasuki Surga melalui pintu mana saja dia
suka”. (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadist 7: Nabi Muhammad SAW
pernah bersabda: “Demi Dia yang berkuasa pada hidupku, ketika sang suami
memanggil istrinya ke tempat tidur dan dia menolaknya, Dia yang di
Surga akan murka padanya sampai suaminya senang akan dirinya.” (HR.
Bukhari dan Muslim)
Hadist 8: Nabi Muhammad SAW pernah
bersabda: “Ketika seorang perempuan melalui malam dengan meninggalkan
suami di tempat tidur, para malaikat akan mengutuknya sampai pagi hari.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Hadist 9: Nabi Muhammad SAW pernah
bersabda: “Yang terbaik diantara para perempuan adalah yang mengasihi,
mengasuh anak, supportif dan patuh, dan yang terburuk diantara perempuan
adalah yang suka mengenakan perhiasan dan egois, dan masuk surganya
tidak lebih mungkin dari seekor gagak putih”. (HR. Bukhari dan Muslim).
Gagak berwarna putih, tidak seperti yang berwarna hitam, sekalipun ada
tapi sangat jarang muncul di alam; sama jarangnya dengan kemungkinan
perempuan sombong yang suka mengenakan perhiasan untuk bisa masuk surga.
Hadist 10: Nabi Muhammad SAW pernah bersabda: “Pilihlah keturunanmu.”
Artinya, orang tua perlu memerhatikan kriteria moral dalam memilih calon
istri atau suami untuk anak laki-laki dan perempuannya, dengan
memeriksa orang tua dari pasangan anak mereka nanti. Jika orang tuanya
alim, tentunya anaknya juga demikian, dan demikian pula sebaliknya. (HR.
Bukhari dan Muslim)
Hak Suami sebagai Kewajiban Istri
Hak suami dan kewajiban istri 1: Istri yang sholeh adalah yang taat
pada perintah Allah, yang menunjukkan perempuan tersebut selalu ingat
pada Tuhannya.
Hak suami dan kewajiban istri 2: Istri yang
ceria itu enak dipandang, karena dia bisa merawat diri dan menjaga
perbuatannya. Perempuan yang berhias di dalam rumah itu membahagiakan.
Hak suami dan kewajiban istri 3: Istri sepatutnya selalu taat pada
suami, sepanjang tidak melawan kesukaan Allah. Hal ini menunjukkan
karakternya yang tulus, yang berlawanan dengan kesombongan.
Hak
suami dan kewajiban istri 4: Istri yang membantu suami dalam memenuhi
janji pernikahannya, sepanjang tidak bertentangan dengan kesukaan Allah.
Ini menunjukkan loyalitas.
Hak suami dan kewajiban istri 5:
Istri mesti menjaga kesuciannya, dengan melindungi kehormatan suaminya.
Ini menunjukkan bahwa sang istri layak dipercaya. Ini adalah sangat
penting dalam pernikahan, dan bisa berakibat menguatnya atau runtuhnya
pernikahan. Ini akan mempengaruhi kedamaian hati suami dan akan sangat
menggangu keberhasilannya baik di dalam maupun di luar rumah.
Hak suami dan kewajiban istri 6: Istri menjaga kekayaan dan harta milik
suami, dengan secara bijak mengolah apa yang dipercayakan padanya. Ini
menunjukkan sang istri cerdas dan handal, karena istri menunjukkan
kebolehannya dalam urusan suami. Ini adalah karakter luar biasa, yang
sangat dibutuhkan suami yang ingin terus meningkatkan posisi keluarga di
masyarakat.
Hak suami dan kewajiban istri 7: Istri mengasuh
anak-anak suaminya seperti yang diinginkan sang suami. Hal ini
menunjukkan sang istri sangat mengasihi dan menyayangi, dan anak-anaknya
menjadi prioritas utama.
Hak suami dan kewajiban istri 8:
Istri yang di saat ditinggal suaminya menolak orang lain masuk rumah
tanpa ijin sang suami. Keluarga istri selalu diijinkan, kecuali yang
dilarang oleh sang suami. Juga, di saat suami pergi, sang istri bisa
menerima saudara laki-laki suami masuk rumah; namun dia hanya boleh
masuk sampai ruangan khusus, seperti ruang tamu, dan saudara ipar
tersebut tidak boleh berduaan dengan sang istri. Contoh lainnya, sang
istri tidak semestinya meninggalkan rumah suami tanpa ijin. Sekalipun
perempuan diperbolehkan untuk datang ke Masjid, namun mereka harus
mendapatkan ijin dari suami sebelum berangkat ke Masjid atau hendak
beribadah puasa.
Hak suami dan kewajiban istri 9: Istri yang
tidak menolak saat dipanggil suami ke tempat tidur. Pekerjaan istri di
rumah memang berat, namun begitu juga godaan yang dihadapi suami di luar
rumah di setiap harinya. Jadi, seorang istri yang bijak akan mengerti
bagaimana caranya untuk melegakan sang suami, dengan diantaranya
memenuhi hasrat suami.
Hak suami dan kewajiban istri 10: Istri
berlaku ramah pada orang tua suami. Artinya, sang istri menunjukkan
keramahan pada orang tuanya, sebagaimana menantu yang baik berperilaku,
dengan setia melayani mereka. Perbuatan semacam ini memperkuat ikatan
suami istri, karena hal ini menunjukkan penghormatan.
Sang Imam
kemudian menutup khutbah dengan menekankan dua nilai penting bagi
suami, yang ingin memiliki keturunan yang baik dan ingin memberikan anak
mereka pasangan hidup yang baik. Yang pertama adalah untuk orang tua –
terutama sang bapak – yang meninginkan anak-anak yang patuh, mesti
menjaga perilakunya, atau anak-anaknya akan tumbuh menjadi tidak patuh.
Orang tua tidak bisa memberikan pada mereka apa yang mereka tidak
punyai. Yang kedua adalah pada sahabat Rasulullah, di saat mereka
membawa calon pengantin perempuan pada suaminya, menasehati mereka untuk
melayani suami,dan berbuat baik pada orang tuanya.
♥ SEMOGA BERMANFAAT ♥
Sebuah renungan untukku, untukmu,untuk kita semua. Semoga tulisan ini dapat membuka pintu hati yang terkunci...
Bergeraklah masuk,Buka tiap lembaran kalimat hati,maknai,lalu tunaikanlah
Hak cipta adalah milik Allah Azza Wa Jalla semata.Ilmu adalah amanat
Allah yg harus disampaikan kepada Ummah...kami hanya menyampaikan apa yg
kami miliki...
Sungguh bahagia insan yang telah menemukan
cinta sejatinya.. ibarat tasbih & benang pengikatnya.. terajut
menjadi satu untaian yang selalu disentuh satu demi satu oleh insan
mulia yang bibirnya basah akan cinta kepada Rabb-Nya
Barakallaahu fiykum wa jazzakumullah khoir
♥SALAM SANTUN UKHUWAH♥
Semoga apa yang telah disampaikan ini ada manfaatnya,
Afwan Minkum Kebenaran datangnya dari Allah kekurangan dari pribadi ana dan ana hanya menyampaikan apa yang diamanahkan Allah
Wallahù'alam bíshawab Wabíllahí taùfík walhídayah,
Wa'alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan Tinggalkan Pesan anda sebelum meninggalkan Blog ini. Terima Kasih atas Kunjungannya.