Asslamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh...
Bissmillahirrahmanirrahim...
Bissmillahirrahmanirrahim...
Untukmu Wanita Calon Istriku yang akan menjadi Bidadari Duniaku juga Akhiratku insya Allah..
Semoga Allah senantiasa merahmati dan memberkati dirimu yang tidak pernah kutemui, namun doaku tidak pernah putus mengiringi setiap langkahmu demi meraih keridhaan-Nya
Rasulullah saw pernah bersabda: “Seindah perhiasan dunia adalah wanita yang shalehah,”
Alhamdulillah, itulah anjuran Islam melalui Rasulullah saw yang kita cintai. Pilihlah wanita yang mampu menyejukkan pandanganmu dan juga rumah tangga muslim yang bakal dibina saat menikah nanti.
Untukmu Ukhti calon istriku
Jika harta yang engkau idamkan, maka ketahuilah diriku bukanlah orang yang berada. Tiada harta yang dapat kupersembahkan dalam ijab-kabul kita nanti. Tiada harta sebagai jaminan bahwa engkau akan menikmati sedikit kesenangan apabila ijab-kabul telah dilafadzkan.
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir”. (QS Ar Ruum: 21)
Jika keturunan yang engkau dambakan, ketahuilah bahwa aku hanyalah manusia biasa dari keluarga yang biasa pula. Namun apa yang pasti. Aku adalah keturunan yang mulia, ayahanda adalah Nabi Adam as dan bunda Siti Hawa, sama seperti mu.
“Maka bertawakalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya. Jika Allah menolong kamu, Maka tak adalah orang yang dapat mengalahkan kamu; jika Allah membiarkan kamu (tidak memberi pertolongan), Maka siapakah gerangan yang dapat menolong kamu (selain) dari Allah sesudah itu? karena itu hendaklah kepada Allah saja orang-orang mukmin bertawakkal. (QS. Ali Imran: 159-160)
Ketampanan, itulah pandangan pertama setiap insan. Malah aku meyakini bahwa engkau juga tidak terlepas seperti manusia yang lainnya. Ketahuilah wahai calon istriku, jika ketampanan itu yang engkau inginkan dari diriku, maka engkau telah salah langkah.
Tiada ketampanan yang terlihat orang lain yang dapat kupertontonkan padamu. Telah aku hijabkan ketampanan diriku ini dengan amalan ketaatan kepada tuntutan agama yang kucintai. Engkau hanya akan sia-sia jika hanya menginginkan ketampanan lahiriah semata.
Dan aku tidak dapat menjanjikan, bahwa aku mampu membahagiakan rumahtangga kita nantinya, karena aku memerlukan engkau untuk bersamaku dalam menegakkan dakwah islam ini, dan aku ingin engkau merelakan dirimu menjadi penolongku untuk membangunkan sebuah dakwah dan tarbiyah islamiyah ke arah jihad hambaNya kepada Penciptanya yang agung, Allahu Rabbi.
Mencari ilmu agama secara bersama, marilah kita jadikan pernikahan ini sebagai risalah demi meneruskan perjuangan Islam. Aku masih kekurangan ilmu agama, tetapi berbekal ilmu agama yang ada ini, aku ingin menjadi suami yang sentiasa mendapat keridhaan dari Allah swt.
Hal itu tak lain untuk memudahkan aku membentuk rumah tangga muslim antara aku, engkau dan anak-anak kita nantinya untuk dibina dan diberikan pendidikan dengan ketaatan kepada Allah SWT. Aku pun hanya akan bercita-cita untuk bisa bergelar pendamping yang soleh bagi sang istri, seperti yang dijanjikan Rasulullah saw.
“Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu”. (QS An Nisa: 1)
Untukmu Ukhti calon istriku yang dirahmati Allah..
“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka”. (QS. An Nisaa: 34.)
Yakinkanlah aku bahwa aku adalah pemimpin untuk dirimu dan anak-anakku sebagai pewaris dakwah Islam. Maka, jadikanlah pernikahan ini nantinya sebagai asas pembangunan iman, bukannya untuk memuaskan bisikan syaitan yang menjadikan ikatan pernikahan sebagai hawa nafsu semata.
Ketahuilah Ukhti calon istriku,
Bahwa aku tidak akan pernah memberikan mas kawin yang hanya akan menyebabkan hatimu buta dalam menilai arti kita dipertemukan Allah atas dasar agama.
Cukuplah seandainya, maharku adalah sebuah qalam mulia, Al-Quran, karena aku meyakini qalam itu mampu memimpin rumah tangga kita untuk meraih keridhaan-Nya bukan kekayaan dunia yang bersifat hanya sementara.
Bidadari Dunia yang dimuliakan Allah,
Bantulah aku dalam memperjuangkan dakwah Allah ini melalui pernikahan, karena ia adalah tempat untuk aku menyempurnakan separuh daripada agamaku, Insya Allah. Akhlakmu yang terdidik indah oleh ibu bapak dan orang sekelilingmu, itulah yang aku harapkan daripada harta duniawi yang ingin ku sediakan untukmu.
Wahai Bidadari Dunia,
Lihatlah rumah tangga Rasulullah saw, terkadang sebulan pernah dapurnya tidak berasap karena tidak ada bahan makanan yang dapat dimasak. Namun, walau begitu susahnya, rumah tangga Rasulullah saw tetap menjadi rumah tangga yang paling bahagia, yang tidak ada bandingnya hingga hari ini.
Ukhti calon istriku,
Terlalu panjang rasanya aku mengungkapkan isi hati ini. andai diizinkan maka akan kembali kugoreskan lagi tulisan bertintakan hati ini.
Untukmu Bidadari Dunia,
biarlah rinduku ditumpahkan dalam goresan ini daripada jemu tatkala kita disatukan.
☆ Semoga Bermanfaat ☆
Aamiin....
^_^ Senyum Santun
Semoga tulisan sederhana ini bermanfaat bagi Anda. Mohon maaf bila ada kata-kata yang kurang berkenan. Wallahu a’lam bish-shawab
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan Tinggalkan Pesan anda sebelum meninggalkan Blog ini. Terima Kasih atas Kunjungannya.