Senin, 27 Agustus 2012

Izinkan Aku Menemanimu Sampai Dunia Akhirat



`*•Yaa Rabbi•*´¯)Ajarilah kami bagaimana memberi sebelum meminta,berfikir sebelum bertindak,santun dalam berbicara,tenang ketika gundah,diam ketika emosi melanda,bersabar dalam setiap ujian.Jadikanlah kami orang yg selembut Abu Bakar Ash-Shiddiq,sebijaksana Umar bin Khattab,sedermawan Utsman bin Affan,sepintar Ali bin Abi Thalib,sesederhana Bilal,setegar Khalid bin Walid radliallahu'anhumღAmiin ya Rabbal'alamin.

Pernahkah anda mengatakan kepada pasangan hidup anda,"Sayangku,izinkan aku menemanimu sampai akhir hayatku." Kata itu terdengar indah dan membahagiakan,begitu bahtera rumah tangga berlayar ditengah samudra kehidupan. 

Perjalanan waktu terasa cepat berlalu, dilewati dengan manis,pahit,getir,penuh tawa dan derai air mata semua seolah berlarian,melompati kebahagiaan dan penderitaan. 

Berawal dari seorang laki-laki terhanyut dalam kelembutan sinar kedua matanya, Jatuh hati pada kesederhanaan seorang perempuan  lalu laki-laki itu mengajaknya untuk melangkah merajut janji suci dihadapan Allah.

Bersamanya semua terasa indah dan penuh pesona untuk dijalaninya hingga terlahir buah cinta yang suci dari rahimnya. 

Kisah itu begitu nyata dalam  perjalanan hidup rumah tangga kita. 

Kita menyukai kelembutan mata pasangan kita, kedamaian disetiap belaiannya hingga tahun berganti tahun dan pesonanya perlahan memudar, terkikis kisaran emosi, hempasan derita,ujian,cobaan dan air mata yang membuat kerutan-kerutan diwajah orang yang kita cintai.

Termangu dalam kesendirian, terhanyut dalam kelembutan sinar kedua bola matanya.

Pada keceriaan di setiap derai tawa belahan hidup kita. Kehadirannya membawa nuansa jingga dan ungu dikehidupan penuh warna.

Tertatih-tatih mewujudkan rumahku seindah surga.
Keluargaku bagaikan surgaku,merindukan akan ketenteraman,kasih sayang dan kebahagiaan. 

Namun yang terjadi justru kita mudah terluka dan menderita karena orang yang kita cintai. Kita menjadi sakit dan penuh derai air mata karena orang yang kita kasihi.

Itulah Cobaan yang paling berat di dalam kehidupan rumah tangga maka kita harus memiliki sebuah kekuatan dan kesabaran yang besar agar kita bisa "memaafkan." karena bila tidak bisa memaafkan,maka hati kita dipenuhi oleh kemarahan, sakit, kecewa dan derita justru yang dilakukan oleh orang yang paling kita sayangi dan kita kasihi.

Memaafkan hampir menjadi obat mujarab bila kita sedang menghadapi konflik keluarga.

Menyentuh hati yang paling dalam,menyejukkan dari keresahan dan kegelisahan. Ketika kaki kita menginjak bumi,meraih jemari,rebah dalam kehangatan pelukan menyembuhkan luka.

Tidaklah berarti apapun luka yang kita rasakan karena bukan seberapa besar luka dan derita namun seberapa besar kekuatan dan kesabaran yang kita miliki untuk menanggung luka dan derita itu.

Bila kekuatan dan kesabaran yang kita miliki kecil dan rapuh maka luka kecilpun kita sudah merasa begitu teramat menderita.

Jika kita memiliki kekuatan dan kesabaran yang besar,sebesar apapun luka dan derita itu tidak akan berarti apapun bagi kita,karena Allah melimpahkan kelembutan dan kasih sayang di dalam diri kita.

Sebagaimana sabda Rasulullah."Apabila Allah menghendaki kebaikan bagi satu keluarga,maka Allah akan memasukkan rasa kelembutan dalam diri mereka" (HR. Ahmad).

♥ SEMOGA BERMANFAAT ♥

1 komentar:

  1. semoga bermanfaat bagi semua keluarga muslim dan muslimah yang menjalani visi misi berkeluarganya

    BalasHapus

Silakan Tinggalkan Pesan anda sebelum meninggalkan Blog ini. Terima Kasih atas Kunjungannya.